Penelitian Terapan “Sensor Berbasis Kertas Untuk Deteksi Cepat Senyawa Aktif pada Tanaman Obat Guna Mendukung Saintifikasi Jamu”
Salah satu lembaga yang saat ini telah menerapkan saintifikasi jamu di Indonesia, khususnya Jawa Timur adalah UPT Materia Medika Batu (MMB) melalui klinik jamu yang memberikan wadah kepada tenaga kesehatan (apoteker dan dokter) untuk melakukan praktek dalam menjalankan pelayanan pengobatan modern dengan menggunakan jamu tersaintifikasi sebagai alternatif dan komplementer. Berbagai metode telah digunakan di MMB dalam mendeteksi senyawa aktif tersebut, misalnya metode kimia kualitatif, maupun metode instrumentasi dengan kromatografi, dan spektroskopi. Namun demikian metode konvensional tersebut memiliki beberapa kelemahan, yakni: membutuhkan peralatan yang relatif mahal, analis harus memiliki pengetahuan yang memadai, waktu analisis relatif lama serta membutuhkan volume sampel yang besar. Oleh karenanya dibutuhkan alternatif metode deteksi senyawa aktif dalam tanaman obat yang digunakan sebagai jamu tersaintifikasi secara cepat, tepat, mudah dan murah.
Pengembangan alat deteksi senyawa aktif dalam tanaman obat dapat dilakukan melalui pengembangan sensor kimia dan biosensor berbasis kertas menggunakan immobilisasi reagen kimia dan enzim yang dapat penentukan senyawa aktif tersebut dan spesifik terhadap marker tertentu dalam tanaman obat. Prinsip deteksi senyawa aktif ini dilakukan melalui metode kolorimetri atau reaksi perubahan warna yang spesifik untuk polifenol, flavonoid dan alkaloid atau marker tertentu, seperti antihipertensi dan anti hiperkolesterol yang ada dalam tanaman obat. Desain dan fabrikasi sensor akan menggunakan kertas saring sebagai matrik yang digabungkan dengan teknik cetak screen printing, sehingga bisa dihasilkan sensor berbasis kertas, baik dalam bentuk strip test, multiwell plate pada kertas (paper based microzone plate) ataupun microfluidics berbasis kertas yang kecil, kompak dan sederhana sehingga mudah dibawa kemanapun (portable).
Penelitian ini akan dilakukan selama 3 tahun, dengan fokus penelitian tahun pertama adalah telah dilakukan pengembangan sensor berbasis kertas untuk penentuan aktivitas antioksidan dan polifenol dalam ekstrak tanaman obat, seperti meniran, temu lawak dan kunyit. Sedangkan fokus penelitian pada tahun kedua adalah pengembangan sensor berbasis kertas untuk penentuan flavonoid dan aktivitas antihipertensi dalam ekstrak tanaman obat, seperti seledri, kumis kucing dan pegagan. Sedangkan pada tahun ketiga, penelitian difokuskan pada pengembangan sensor berbasis kertas untuk penentuan alkaloid dan aktivitas antihiperkolesterol dalam ekstrak tanaman obat, seperti jati belanda, herbal tempuyung, jati cina dan teh hijau. Penelitian ini memberikan solusi praktis dan nyata, dengan luaran berupa alat dan metode skrining yaitu sensor berbasis kertas yang merupakan sensor kimia dan biosensor optik untuk penentuan senyawa aktif dan aktivitas sebagai obat regeneratif dalam ekstrak tanaman obat yang dapat dioperasikan secara cepat, tepat, mudah dan murah, sehingga dapat mendukung saintifikasi jamu, baik di MMB secara khusus, maupun upaya saintifikasi Jamu di Indonesia pada umumnya.
Luaran Hibah Penelitian Terapan Tahun ke-3
Sensor Berbasis Kertas Untuk Deteksi Cepat Senyawa Aktif pada Tanaman Obat Guna Mendukung Saintifikasi Jamu.
(Biosensor untuk skrining antihiperlipidemia, prototipe 1)